Di dalam jurnal yang anda jelaskan, bahwasanya pada Mikroalga Nannochloropsis occulata, setelah diidentifikasi dengan menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometer (GC-MS) menunjukkan bahwasanya terkandung senyawa fitosterol yg salah satu jenisnya yaitu senyawa stigmasterol.
Nah, dalam jurnal yang saya baca bahwasanya senyawa stigmasterol itu dapat digunakan sebagai anti kanker.
Nah senyawa stigmasterol yang terkandung didalam mikroalga Nannochloropsis occulata itu, Apakah dapat juga menjadi anti kanker dan Mengapa stigmasterol itu dapat digunakan sebagai anti kanker?
di dalam separations journal dengan judul Skrining Fitokimia LC-MS, Aktivitas Antioksidan In
Vitro, Antimikroba dan Antikanker Mikroalga
Nannochloropsis oculataEkstrak, ekstrak nannochloropsis oculata diuji in vitro untuk penghambatan proliferasi sel neoplastik menggunakan garis sel kanker payudara manusia. Ini dicapai dengan inkubasi sel MDA-MB-231 ke serangkaian konsentrasi AME yang berbeda (50-600μg/mL) dilakukan untuk periode waktu yang berbeda (24, 48, dan 72 jam). dari pengujian diketahui penghambatan viabilitas sel memiliki rata-rata paling sedikit pada 72 jam, yang berarti ekstrak mikroalga ini menunjukkan efek kuatnya setelah 72 jam. dan juga diketahui bahwa sel MDA-MB231 diobati dengan konsentrasi 400 dan 600μg/mL mengalami penurunan jumlah sel
ketika konsentrasi meningkat, selain mengalami perubahan struktural yang disebabkan oleh hilangnya arsitektur
epitel, paku ekinoid, dan pembulatan seluler yang terlihat setelah 48 jam pengobatan.
Seperti yang sudah dijelaskan, setelah dilakukan identifikasi dengan GC MS itu didapatkan beberapa senyawa yaitu dengan jenis campesterol, stigmasterol dan beta sitosterol.
Nah dalam salah satu jurnal yang saya dapat yaitu mengenai senyawa beta sitosterol. Dijurnal tersebut disebutkan bahwa senyawa beta sitosterol dari hasil isolat Cocor Bebek (Kalanchoe tomentosa) bersifat bakteriostatik dan bakterisid(antibakteri).
Jadi, apakah senyawa beta sitosterol pada MIKROALGA Nannochloropsis occulata tersebut juga dapat bersifat bakteriostatik dan bakterisid(antibakteri)? Mengapa senyawa beta sitosterol tersebut dapat bersifat antibakteri?
dari separations journal dengan judul Skrining Fitokimia LC-MS, Aktivitas Antioksidan In
Vitro, Antimikroba dan Antikanker Mikroalga
Nannochloropsis oculataEkstrak, di ketahui bahwa Nannochloropsis oculataEkstrak memiliki aktivitas antibakteri. pada percobaan ini dilakukan pengujian dengan teknik pelat sumur agar untuk penentuan konsentrasi hambat
minimum (MIC), konsentrasi bakterisida minimum (MBC), dan nilai konsentrasi fungisida minimum (MFC), kepada Staphylococcus aureus ATCC 25923 (bakteri Gram-positif),
Pseudomonas aeruginosaATCC 27853, Escherichia coliATCC 25922 (bakteri Gram-negatif) dankandida
albikanATCC 24433 (Ragi). Temuan penelitian menunjukkan bahwa ekstrak AME berhasil menghambat
perkembangbiakan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif dibandingkan dengan jamur. Metabolit sekunder seperti terpenoid, asam lemak dan, polifenol dapat merusak membran plasma kedua jenis bakteri tersebut
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDi dalam jurnal yang anda jelaskan, bahwasanya pada Mikroalga Nannochloropsis occulata, setelah diidentifikasi dengan menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometer (GC-MS) menunjukkan bahwasanya terkandung senyawa fitosterol yg salah satu jenisnya yaitu senyawa stigmasterol.
BalasHapusNah, dalam jurnal yang saya baca bahwasanya senyawa stigmasterol itu dapat digunakan sebagai anti kanker.
Nah senyawa stigmasterol yang terkandung didalam mikroalga Nannochloropsis occulata itu, Apakah dapat juga menjadi anti kanker dan Mengapa stigmasterol itu dapat digunakan sebagai anti kanker?
di dalam separations journal dengan judul Skrining Fitokimia LC-MS, Aktivitas Antioksidan In Vitro, Antimikroba dan Antikanker Mikroalga Nannochloropsis oculataEkstrak, ekstrak nannochloropsis oculata diuji in vitro untuk penghambatan proliferasi sel neoplastik menggunakan garis sel kanker payudara manusia. Ini dicapai dengan inkubasi sel MDA-MB-231 ke serangkaian konsentrasi AME yang berbeda (50-600μg/mL) dilakukan untuk periode waktu yang berbeda (24, 48, dan 72 jam). dari pengujian diketahui penghambatan viabilitas sel memiliki rata-rata paling sedikit pada 72 jam, yang berarti ekstrak mikroalga ini menunjukkan efek kuatnya setelah 72 jam. dan juga diketahui bahwa sel MDA-MB231 diobati dengan konsentrasi 400 dan 600μg/mL mengalami penurunan jumlah sel
Hapusketika konsentrasi meningkat, selain mengalami perubahan struktural yang disebabkan oleh hilangnya arsitektur epitel, paku ekinoid, dan pembulatan seluler yang terlihat setelah 48 jam pengobatan.
Seperti yang sudah dijelaskan, setelah dilakukan identifikasi dengan GC MS itu didapatkan beberapa senyawa yaitu dengan jenis campesterol, stigmasterol dan beta sitosterol.
BalasHapusNah dalam salah satu jurnal yang saya dapat yaitu mengenai senyawa beta sitosterol. Dijurnal tersebut disebutkan bahwa senyawa beta sitosterol dari hasil isolat Cocor Bebek (Kalanchoe tomentosa) bersifat bakteriostatik dan bakterisid(antibakteri).
Jadi, apakah senyawa beta sitosterol pada MIKROALGA
Nannochloropsis occulata tersebut juga dapat bersifat bakteriostatik dan bakterisid(antibakteri)? Mengapa senyawa beta sitosterol tersebut dapat bersifat antibakteri?
dari separations journal dengan judul Skrining Fitokimia LC-MS, Aktivitas Antioksidan In
HapusVitro, Antimikroba dan Antikanker Mikroalga Nannochloropsis oculataEkstrak, di ketahui bahwa Nannochloropsis oculataEkstrak memiliki aktivitas antibakteri. pada percobaan ini dilakukan pengujian dengan teknik pelat sumur agar untuk penentuan konsentrasi hambat
minimum (MIC), konsentrasi bakterisida minimum (MBC), dan nilai konsentrasi fungisida minimum (MFC), kepada Staphylococcus aureus ATCC 25923 (bakteri Gram-positif),
Pseudomonas aeruginosaATCC 27853, Escherichia coliATCC 25922 (bakteri Gram-negatif) dankandida albikanATCC 24433 (Ragi). Temuan penelitian menunjukkan bahwa ekstrak AME berhasil menghambat perkembangbiakan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif dibandingkan dengan jamur. Metabolit sekunder seperti terpenoid, asam lemak dan, polifenol dapat merusak membran plasma kedua jenis bakteri tersebut