dari jurnal yang telah dipaparkan di dapatkn kadar oleorisin yang setelah diuji dengan KLT menunjukkan tersusun dari gingerol, zingeron dan shogao ini lebih banyak saat diekstraksi dengan metanol dibandingkan etanol. dari jurnal "Aktifitas penangkap Radikal bebas dari ekstrak fenolik daun sukun (Artocarpus altilis F.)" dijelaskan katakan bahwa Besarnya total fenolik dalam pelarut metanol diduga karena senyawa fenolik dalam ekstrak bersifat polar sehingga komponen fenolik dalam ekstrak yang larut dalam metanol lebih banyak. dan dilihat dari jurnal yg sama, kadar dan konsentrasi fenol ini mempengaruhi efek antioksidannya. dari jurnal ini dilihat bahwa hasil antifitas penangkapan radikal bebas dari ekstraksi menggunakan metanol lebih besar dibanding pelarut etanol. dan di katakan juga bahwa aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH juga dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi ekstrak. efek penangkapan radikal bebas DPPH meningkat dengan peningkatan jumlah ekstrak.
Dari jurnal "TATA LAKSANA KERACUNAN MINUMAN KERAS OPLOSAN (METANOL DAN ETHYLENE GLYCOL) DENGAN FOMEPIZOLE, ETANOL, DAN HEMODIALISIS" dikatakan bahwa Metanol biasa digunakan sebagai pelarut organik, merupakan jenis alkohol yang mempunyai struktur paling sederhana, tetapi paling toksik pada manusia. Keracunan akibat metanol biasanya terjadi karena overdosis yang secara sengaja atau tidak tertelan sehingga menyebabkan asidosis metabolik. saya belum menemukan jurnal yang membahas efek toksisitas metanol ini terhadap aktivitas antioksidan, namun dilihat dari penjelsan dimana dikatakan bahwa keracunan metanol ini disebabkan karna overdosis, menurut saya metanol tetap dapat menjadi pelarut yang baik dalam mengekstraksi tanaman, karena pada dasarnya pelarut metanol ini nantinya akan di pisahkan dari ekstrak yang didapat baik menggunakan rotary evaporator maupun alat lainnya, sehingga dengan pemisahan ini diharapkan tidak adanya metanol yang dapat menyebabkan overdosis hingga toksisitas pada tubuh
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdari jurnal yang telah dipaparkan di dapatkn kadar oleorisin yang setelah diuji dengan KLT menunjukkan tersusun dari gingerol, zingeron dan shogao ini lebih banyak saat diekstraksi dengan metanol dibandingkan etanol. dari jurnal "Aktifitas penangkap Radikal bebas dari ekstrak fenolik daun sukun (Artocarpus altilis F.)" dijelaskan katakan bahwa Besarnya total fenolik dalam pelarut metanol diduga karena senyawa fenolik dalam ekstrak bersifat polar sehingga komponen fenolik dalam ekstrak yang larut dalam metanol lebih banyak. dan dilihat dari jurnal yg sama, kadar dan konsentrasi fenol ini mempengaruhi efek antioksidannya. dari jurnal ini dilihat bahwa hasil antifitas penangkapan radikal bebas dari ekstraksi menggunakan metanol lebih besar dibanding pelarut etanol. dan di katakan juga bahwa aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH juga dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi ekstrak. efek penangkapan radikal bebas DPPH meningkat dengan peningkatan jumlah ekstrak.
BalasHapusDari jurnal "TATA LAKSANA KERACUNAN MINUMAN KERAS OPLOSAN (METANOL DAN ETHYLENE GLYCOL) DENGAN FOMEPIZOLE, ETANOL, DAN HEMODIALISIS" dikatakan bahwa Metanol biasa digunakan sebagai pelarut organik, merupakan jenis alkohol yang mempunyai struktur paling sederhana, tetapi paling toksik pada manusia. Keracunan akibat metanol biasanya terjadi karena overdosis yang secara sengaja atau tidak tertelan sehingga menyebabkan asidosis metabolik. saya belum menemukan jurnal yang membahas efek toksisitas metanol ini terhadap aktivitas antioksidan, namun dilihat dari penjelsan dimana dikatakan bahwa keracunan metanol ini disebabkan karna overdosis, menurut saya metanol tetap dapat menjadi pelarut yang baik dalam mengekstraksi tanaman, karena pada dasarnya pelarut metanol ini nantinya akan di pisahkan dari ekstrak yang didapat baik menggunakan rotary evaporator maupun alat lainnya, sehingga dengan pemisahan ini diharapkan tidak adanya metanol yang dapat menyebabkan overdosis hingga toksisitas pada tubuh
BalasHapus